Aku menulis…
Melalui hati, lewat otak dan sum sum tulang belakang…
Memerintahkan tangan jari jemari dan untuk menekan “papan kunci”
Tanpa ada kepentingan…
Tidak jua Mencari muka untuk jabatan…
Hanya untuk diriku…
Mungkin juga untuk anak-anakku…
Atau keluargaku…
Bisa juga untuk lingkunganku…
Sapa tau juga untuk negeriku…
Bila tidak pun tak mengapa…
Selama bisa terus berkata jujur dari dalam hati…
—————–
Aku menulis…
Melalui hati, lewat otak dan sum sum tulang belakang…
Memerintahkan tangan jari jemari dan untuk menekan “papan kunci”
Tanpa ada kepentingan…
Tidak jua Mencari muka untuk jabatan…
Terus berinstrospeksi…
Walau caci maki terus menghampiri…
Karena nafkahku bukan dari menulis ini…
Melainkan sekedar hobi…
Bukan untuk menghina atau mencaci…
——————
Aku menulis…
Melalui hati, lewat otak dan sum sum tulang belakang…
Memerintahkan tangan jari jemari dan untuk menekan “papan kunci”
Tanpa ada kepentingan…
Tidak jua Mencari muka untuk jabatan…
Karena kepentingan selalu mengalahkan kesucian hati…
Terus mengatasnamakan Ilahirabbi…
Padahal mengidolakan komprador negeri…
Aku menulis dengan kejujuran hati…
Dari pernyataanmu tersuak seorang pria bijaksana.
Manakah yg seharusnya jemari ini lakukan di pagi senyap. Melakukan hobi dengan kejujuran hati karena cinta atau memaksakannya bekerja demi masa depan yg cerah?
Tsaaaah. Gw Pengen bisa puitis juga. Sok puitis tapi fail. -_-
Bhahahaaa…makasih jeng…
Laaah Diketawain… Jeng iki nanya toh mas.
Gini loh jeng…kan khusus minggu pagi…jd boleh lah mengejar hobi karena cinta.. H e h e