Kepada Firaun KW empat dan si Penjilat Pantat…
Mungkin dia merasa kecolongan…
Sehingga tak sanggup menghambat makhluk lemah ini…
Firaun oh Firaun…
Kekecewaanmu atas kecolonganmu itu…
Janganlah kau jadikan bahan untuk menghambat sanakku..
Kau adalah pemimpin, dan setiap detikmu adalah hisab di hadapan Allah…
Hai Firaun KW empat…
Sadar kah kau bahwa Firaun original yang begitu luas kekuasaannya
Seakan langit dan bumi menjadi miliknya…
Ternyata tenggelam beserta pasukan dan harta-hartanya…
Apalagi hanya engkau wahai Firaun KW empat…
Beserta satu penjilat pantat…
Engkau Firaun KW empat dan seorang penjilat pantat…
Tak sadar sisi kanan kirimu tak nyaman bersamamu…
Merasa kuat seakan sesuatu berlaku atas hukum mu…
Engkau merasa amanah dengan kesengsaraan kanan dan kiri…
Atau engkau sedang terbuai oleh jilatan si penjilat pantat…
Hai Firaun KW empat…
Dan si penjilat pantat…
Sadarlah…umur manusia tak lebih dari enam puluh empat…
Sekarang lah waktu yang tepat…
Untuk anda sekalian bertobat…
Bandung…Dua Puluh November Dua Ribu Satu Empat…
———–
Bukan sajak politik…