Entah mau tertawa, senang, sedih atau menangis…
Hayat dikandung badan terus melihat jagat…
Seakan tak bergeming terinjak-injak oleh ulah “sang paman”…
Walau aslinya merintih tersakiti…
Jika hijau dan merah ada sebuah mata uang dalam jagat raya…
Dan si merah pun terzalimi oleh kuasa hijau nan indah dipandang mata…
Karena hijau tak selamanya alam asri…
Sedangkan merah tak selamanya api yang membara…
Melainkan dolar versus rupiah…
“Sang paman” dengan doktrin “manifest destiny”…
Sehingga menggeser penduduk asli…
Memenangi kancah jagat hendak menjadi penguasa bumi…
Dan kami…
Meratap dan menangisi…bahkan ada yang tertawa…
Tak sadar akan nasib sendiri…
Ada pula yang senang dalam huru hara…
Huru hara saling pecah dalam kotak-kotak busuk bermakna…
“Gemah ripah loh jinawi…”
Jika awam manusia mengartikan…
Adalah “negeri yang huru hara dengan kemenangan utopia”
Hingga kapan akan begini..
Hingga datang “sang Mahdi”…
Menghapus janji-janji sepi…
Menuju adil “Sang Ilahi”…
Doa kami…
Jika tak sempat hirup nafas kemenangan Ilahi Rabbi…
Ringankanlah hidup dalam huru hara ini…